Putin Akui 'Kerugian' Di Militer Rusia Saat Perang Ukraina Berlanjut
POIN UTAMA
- Putin membuat pengakuan langka selama pertemuan tahunannya dengan Dinas Keamanan Federal
- Dia meminta FSB untuk memberikan 'dukungan' kepada keluarga tentara yang tewas
- Ukraina mengatakan Rusia telah kehilangan lebih dari 149.200 tentara dalam perang
Presiden Rusia Vladimir Putin pada hari Selasa mengakui bahwa Rusia telah menderita kerugian dalam invasi yang sedang berlangsung ke Ukraina.
Pemimpin Rusia membuat pengakuan langka selama pertemuan tahunannya dengan Dinas Keamanan Federal yang kemudian dia minta untuk memberikan "dukungan" kepada keluarga tentara yang tewas dalam pertempuran.
"Sayangnya, kawan perwira, kami tahu ada kerugian di barisan kami," kata Putin, seperti diterjemahkan oleh ABC News . "Kami akan selalu mengingat kepahlawanan dan keberanian mereka."
Terlepas dari pengakuannya, Putin tidak mengungkapkan secara pasti berapa banyak tentara Rusia yang hilang dalam perang tersebut. Kementerian Pertahanan Rusia juga menahan diri untuk tidak memberikan kabar terbaru tentang kerugian militer Moskow. Terakhir kali kementerian melaporkan kerugiannya adalah pada September 2022, ketika mengklaim tentara Rusia kehilangan hampir 6.000 tentara.
Ada berbagai perkiraan kerugian Rusia dalam perang. Sebuah analisis dari Pusat Studi Strategis dan Internasional (CSIS) menyebutkan jumlah orang Rusia yang terbunuh atau hilang di Ukraina sejak tahun lalu antara 60.000 dan 70.000.
Kementerian Pertahanan Britania Raya memperkirakan korban Rusia antara 175.000 dan 200.000, dengan jumlah kematian sekitar antara 40.000 dan 60.000.
Sebagai perbandingan, Kementerian Pertahanan Ukraina menempatkan korban tewas militer Rusia di 149.240 pada hari Selasa. Angka tersebut termasuk 550 tentara yang tewas selama beberapa hari terakhir.
Selain kerugian besar di antara barisannya, Rusia juga menderita desersi pasukan. Awal pekan ini, sekelompok tentara dari resimen Rusia 1439 menerbitkan sebuah video di mana mereka mengatakan mereka tidak akan berperang dalam perang setelah diberi "perintah yang melanggar hukum dan kriminal" untuk berperang tanpa "dukungan apa pun."
"Kami meminta bantuan untuk menangani perintah yang melanggar hukum dan kriminal dari komando kami ... tentara pertahanan teritorial dijadikan unit penyerangan dalam satu hari dan dikirim untuk menyerang benteng Avdiivka - tanpa dukungan artileri, komunikasi , sappers, pengintai - untuk dibantai," kata salah satu tentara, sebagaimana diterjemahkan oleh CNN .
Video tersebut dibuat oleh resimen yang sama yang mengeluarkan protes serupa pada bulan Januari. Tidak jelas apakah video terbaru menyertakan pria yang terlibat dalam pengaduan sebelumnya.
© Copyright IBTimes 2024. All rights reserved.