Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mengawasi peluncuran rudal di lokasi yang dirahasiakan di Korea Utara
IBTimes US

POIN UTAMA

  • Sebuah penelitian China mengungkapkan bahwa rudal Hwasong-15 buatan Korea Utara dapat mencapai daratan AS
  • Ilmuwan China menemukan celah dalam jaringan pertahanan rudal AS
  • Sebuah studi Pentagon bersikeras bahwa AS masih mampu mencegat rudal

Rudal balistik antarbenua (ICBM) Korea Utara dengan kecepatan hipersonik dapat mencapai daratan AS hanya dalam waktu setengah jam, demikian temuan sebuah penelitian China.

Ilmuwan pertahanan China yang dipimpin oleh Tang Yuyan dari Beijing Institute of Electronic System Engineering, sebuah lembaga penelitian terkemuka di industri pertahanan kedirgantaraan China, mensimulasikan peluncuran hipotetis rudal Hwasong-15 Korea Utara, lapor South China Morning Post .

Hwasong-15 adalah rudal berkemampuan nuklir dengan jangkauan efektif lebih dari 8.000 mil, "cukup untuk menghantam seluruh tanah air AS," kata para ilmuwan.

Simulasi mereka mengungkapkan bahwa rudal Hwasong-15 yang diluncurkan dari pusat kota Sunchon di Korea Utara dapat menghantam negara bagian Missouri secepat 33 menit jika sistem pertahanan rudal AS di Fort Greely di Alaska dan Vandenberg Space Force Base di California gagal mencegat. itu, menurut penelitian yang diterbitkan oleh Tang dan rekan-rekannya di jurnal berbahasa China Teknologi Pertahanan Modern pada bulan Februari.

Para ilmuwan China mengatakan simulasi menunjukkan bahwa meskipun redundansi, jaringan pertahanan rudal AS memiliki celah dalam sistem "rantai pembunuh", membuatnya lebih sulit untuk mengidentifikasi dan meluncurkan serangan balik terhadap rudal yang masuk.

Para peneliti juga mencatat bahwa sistem pengawasan rudal AS yang ada cenderung kehilangan jejak rudal Korea Utara, terutama selama tahap pendakian dan penurunan penerbangan.

Mereka juga menghitung bahwa sistem pertahanan rudal AS akan kewalahan jika Korea Utara meluncurkan rudal dengan lebih dari 40 hulu ledak atau umpan.

Temuan tim China muncul setelah studi serupa tahun lalu menunjukkan bahwa sistem pertahanan rudal AS hanya berhasil separuh waktu, menurut laporan CNN .

Terlepas dari ketidaksempurnaannya, Badan Pertahanan Rudal Departemen Pertahanan AS bersikeras bahwa negara itu masih mampu mencegat rudal dari negara nakal seperti Korea Utara.

"Sistem Pertahanan Rudal (MDS) telah menunjukkan kemampuan terukur untuk mempertahankan Amerika Serikat, mengerahkan pasukan, dan sekutu dari serangan rudal negara nakal," kata Badan Pertahanan Rudal.

Pada hari Kamis, Korea Utara meluncurkan ICBM yang dicurigai ke Laut Jepang, perairan yang memisahkan semenanjung Korea dan Jepang.

Menurut kementerian pertahanan Jepang, proyektil tipe ICBM kemungkinan besar mendarat di luar zona ekonomi eksklusif negaranya.

Seorang pejabat militer Korea Selatan yang tidak disebutkan namanya mengatakan kepada Reuters bahwa mereka percaya bahwa proyektil tersebut kemungkinan adalah Hwasong-17, ICBM nuklir berbahan bakar cair terbesar di dunia, yang mampu mencapai AS.

Peluncuran ICBM Korea Utara yang dicurigai terjadi di tengah pertemuan tingkat tinggi antara Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol dan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida di Tokyo.

KTT antara para pemimpin Korea Selatan dan Jepang bertujuan untuk membangun kerja sama yang lebih baik untuk melawan ambisi nuklir Korea Utara.

penyebaran THAAD
Sebuah pencegat Terminal High Altitude Area Defense (THAAD) diluncurkan selama uji pencegatan yang berhasil, dalam foto selebaran tak bertanggal yang disediakan oleh Departemen Pertahanan AS, Badan Pertahanan Rudal. IBTimes US