Derek dan peti kemas terlihat di Pelabuhan Los Angeles dan Long Beach, California 6 Februari 2015 dalam gambar udara ini.
Derek dan peti kemas terlihat di Pelabuhan Los Angeles dan Long Beach, California 6 Februari 2015 dalam gambar udara ini. IBTimes US

POIN UTAMA

  • Pejabat AS menyebut crane kapal-ke-pantai buatan China di pelabuhan sebagai kuda trojan
  • Derek buatan China di pelabuhan AS diduga mengandung "sensor canggih"
  • FBI menemukan peralatan pengumpulan informasi di kapal kargo yang berisi crane China pada tahun 2021

Pejabat pertahanan dan keamanan nasional AS meningkatkan kewaspadaan tentang kemungkinan derek kargo raksasa buatan China di pelabuhan Amerika digunakan untuk spionase.

Beberapa pejabat AS melihat derek kapal-ke-pantai buatan China sebagai kuda trojan, menurut Wall Street Journal .

Outlet tersebut mencatat bahwa derek murah, yang diproduksi oleh Shanghai Zhenhua Heavy Industries Co. (ZPMC), diduga berisi "sensor canggih yang dapat mendaftarkan dan melacak asal dan tujuan peti kemas," memicu kekhawatiran bahwa alat tersebut dapat menangkap informasi tentang bahan yang digunakan oleh militer AS.

Bill Evanina, mantan direktur National Counterintelligence and Security Center (NCSC), menyarankan bahwa derek China dapat digunakan untuk mengganggu arus barang.

"Cranes bisa menjadi Huawei baru," kata Evanina.

"Ini kombinasi sempurna dari bisnis yang sah yang juga bisa menyamar sebagai pengumpulan intelijen rahasia," tambahnya.

Kedutaan Besar China di Washington menolak dugaan spionase melalui derek kargo pelabuhan, menyebut kekhawatiran pejabat AS "didorong oleh paranoia".

Kedutaan Besar China juga memperingatkan bahwa spekulasi mata-mata dapat merugikan kepentingan AS dan hubungan ekonomi antara kedua negara.

Terlepas dari penyangkalan China bahwa mereka menggunakan derek yang diproduksi secara lokal untuk memata-matai pelabuhan AS, beberapa agen federal telah menemukan bukti yang mengungkapkan kemampuan Beijing untuk mengumpulkan intelijen menggunakan alat berat tersebut.

Pada tahun 2021, penilaian rahasia oleh Badan Intelijen Pertahanan (DIA) menemukan bahwa China dapat membatasi lalu lintas pelabuhan atau memata-matai peralatan militer yang dikirim di pelabuhan AS.

"Upaya analitik DIA membantu militer AS dalam mengantisipasi dan mengurangi ancaman terhadap mobilitas global, yang sebagian bergantung pada transportasi dan pengiriman komersial," kata juru bicara DIA Letnan Kolonel Dean Carter.

Pada tahun yang sama, Biro Investigasi Federal (FBI) menggeledah sebuah kapal kargo yang berisi derek ZPMC di pelabuhan Baltimore. Menurut orang-orang yang mengetahui masalah ini, mereka menemukan peralatan pengumpulan-intelijen di atas kapal.

Insiden tersebut mendorong Kongres untuk memasukkan ketentuan dalam Undang-Undang Otorisasi Pertahanan Nasional tahun lalu yang mengharuskan Administrator Maritim Departemen Perhubungan untuk menulis sebuah studi yang tidak diklasifikasi tentang apakah derek yang diproduksi asing dapat menimbulkan risiko bagi keamanan nasional negara tersebut.

Perwakilan Republik Florida Carlos Giménez memperkenalkan undang-undang tahun lalu untuk melarang pembelian derek China karena masalah mata-mata.

Giménez, mantan walikota Miami Dade Country, yang pelabuhannya menggunakan derek ZPMC, mengatakan dia mengajukan undang-undang tersebut ketika dia menemukan bahwa perangkat lunak yang digunakan pada derek China dapat digunakan untuk tujuan keji.

Namun, pihak berwenang menghadapi perintah tinggi untuk menentukan apakah semua derek China di pelabuhan AS dapat memiliki kemampuan pengumpulan-intelijen, karena ZPMC membuat hampir 80% derek kapal-ke-pantai. Perusahaan China itu juga mengklaim menguasai sekitar 70% pasar derek global.

Tuduhan terbaru AS terhadap China muncul setelah balon pengintai China yang diduga melayang di atas wilayah udara negara itu selama beberapa hari sebelum ditembak jatuh oleh pesawat militer di laut lepas South Carolina.

Hubungan AS-Tiongkok sangat terpengaruh oleh insiden tersebut, yang menyebabkan Menteri Luar Negeri Antony Blinken membatalkan kunjungan berisiko tinggi ke Beijing. Itu juga mendorong Komando Pertahanan Ruang Angkasa Amerika Utara (NORAD) menjadi lebih peka terhadap semua benda terbang tak dikenal di wilayah udara AS.

Bendera Amerika Serikat dan Cina berkibar di Boston
IBTimes US